3 Oktober 2011

Dark Tashanya (Behind the Scene)

Ceilaaah behind the scene ahahaha berasa pembuatan film! :">
Jadi.. beginilah cerita seru dibalik pembuatan kumcer Dark Tashanya (DT)....


Cerita yang paling awal dibuat itu ItT (kependekan dari apakah ini? Baca DT makanya! :p), bagian kedua dari Cinta Tashanya (CT). Naaah, jadi CT nggak dibuat ngurut. ItT ini ditulis di buku tulis dulu. Soalnya ItT aku buat sebagai tugas cerpen. Awalnya nggak kepikiran mau bikin lanjutannya apalagi mau dibukuin, jadi nulis di buku enjoy enjoy aja. Barulah -- entah dalam proses pembuatan ItT atau setelah cerpen itu jadi -- pengen bikin cerita yang ada hubungannya sama itu lagi. Akhirnya dibuatlah GiD dan E.

Ada lagi yang menarik dibalik pembuatan kisah cinta J - A - A! :D Setelah membuat GiD dan ItT, aku bingung dengan judul cerita ketiga. Setelah dilihat-lihat, akhirnya aku memutuskan judulnya mesti dari huruf E. Kenapa? Karena.. kalau tiap huruf awal dari 3 judul tadi digabung, membentuk inisial teman baik aku waktu SMP. Manis banget, kan? Hihi :)


Dark Love (DL) juga dibuatnya nggak berurutan. Tapi cerita pertama (yang inisial judulnya O) memang dibuat paling duluan. Si O ini dibuat berdekatan waktunya dengan ItT (waktu kelas sepuluh), yang akhirnya aku kumpulin untuk tugas cerpen (lagi). Cerpen-cerpen buatan satu kelas diantologiin (baca: dijilid jadi satu) dan (rencananya) ditaruh di perpus sekolah. Entah ya sudah ada di sana atau belum :D O ini sempet gonta-ganti judul. Pertama 'lahir' judulnya malah DL. Lalu, waktu diikutsertakan dalam lomba cerpen sekolah, judulnya ganti jadi DD, barulah waktu mau dikumcerkan judulnya jadi O.

Temen-temen yang baca O menanggapi positif. Tergeraklah membuat cerita lanjutannya. Habis tokohnya menggiurkan sih untuk dieksplor :p (Tokoh kayak apa sih? Baca Dark Tashanya! :D)


Awalnya, aku menggabungkan 3 cerita CT serta 6 cerita DL itu bukan untuk dibukukan. Pengen kirim ke majalah sebagai cerbung (CT) dan serial (DL). Tapi (mungkin sudah takdir), nggak menuhin persyaratan si majalahnya. Jumlah character with space-nya kelebihan. Nggak jadi deh ngirim ke majalah. Setelah tanggung (surprisingly, nyatuin sub-sub cerita itu bikin cukup capek juga. Jadi kerasa sia-sia kalau nggak diapa-apain :D), akhirnya... jadiin buku! Yeah!

Dimulailah self editing (lagi --kali ini lebih jor-joran) yang.. err.. menjemukan. Ya. Harus baca cerita yang kita tulis berulang-ulang, entah berapa kali, itu membosankan (no matter how amazing your story is, hehe). Tambahan lagi, kesalahannya malah kadang 'nyumput', nggak 'kelihatan'. Makin susah nyari salah-salahnya.
Tapi, setiap hal butuh perjuangan, bukan? :')


Dalam proses, aku menemukan teman-teman yang tertarik jadi proofreader (orang yang baca sebelum naskah dikasih ke penerbit) :) Asyik, ya. Dulu waktu SMP juga ada :D


Hm, sebetulnya masih banyak kisah dibalik DT. Tapi segitu aja ya :D